Sabtu, 26 Agustus 2023

Pengarusutamaan Isu Gender


    Isu pengarusutamaan gender (PUG) perlu digulirkan kembali di masyarakat. Walaupun isu tersebut merupakan isu yang sudah lama namun masih sering terjadi di tengah masyarakat. Dengan adanya isu tersebut pemangku kebijakan, termasuk kader, akan bisa bertindak di tengah masyarakat.Pe
rnyataan tersebut disampaikan Panewu Panjatan Jumarna SIP dalam Pengarahan Sosialisasi Pengarusutamaan Gender dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang diselenggarakan di Pendopo Kapanewon Panjatan, Selasa (8/3). Kegiatan tersebut diikuti oleh Lurah, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) tingkat Kalurahan, Tim Kader Penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD), dan kader tingkat kalurahan. 

     Jumarna berharap dengan adanya kegiatan ini memberikan pencerahan bagi kader dan pemangku kebijakan berkaitan dengan penggarusutamaan gender yang ada di masyarakat. “Harapannya kegiatan ini memberikan pencerahan bagi bapak ibu semua yang merupakan tokoh atau kader di masyarakat, sehingga bisa disosialisasikan secara luas,” tuturnya. 

     Panewu juga menyatakan, isu tersebut juga akan terkait dengan kegiatan agama. Oleh karenanya tausyiah dari KUA perlu untuk mengingatkan masyarakat, tuturnya.Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Panjatan Mulyono, SHI MSI menyampaikan bahwa orang yang menikah berharap untuk mendapatkan Sakinah, mawadah, dan warahmah. Oleh sebab itu ia memberikan tips untuk mencapai kehidupan tersebut. “Orang yang menikah pasti mengharapakan kehidupan yang sakinah, mawadah, dan warahmah. Akan tetapi untuk menuju kesana tentunya ada cara dan tips supaya bisa tercapai,” jelasnya. Mulyono menambahkan, tips untuk mencapai sakinah, mawadah, warahmah dengan mengaju pada Qs Ar Rum 21. Selain itu, imubuh dia, perlu adanya komunikasi yang baik dengan pasangan, keterbukaan, saling menghargai, dan tidak hanya menuntut hak tetapi juga memberikan kewajiban kepada masing-masing pasangan, tutupnya. 

       Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) pada Dinas Sosial PPA Kabupaten Kulon Progo Sri Suharwati SE MM menyebutkan bahwa tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Kulon Progo cukup memperihatinkan. Berdasarkan data dari Dinsos PPA tahun 2020 pelecehan seksual terhadap anak mencapai 56 kasus. Data tahun 2021 untuk KDRT terjadi 34 kasus, kekerasan terhadap anak 72 kasus dan kekerasan terhadap perempuan 31 kasus, ungkapnya. Oleh karenanya, ia menghimbau kepada kader dan pemangku kebijakan di tingkat kalurahan untuk bersama-sama memberikan pengertian kepada masyarakat berkaitan dengan KDRT. Ia juga memberikan kontak bagi masyarakat yang akan mengadukan KDRT dan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan Dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Kulon Progo di nomor handphone 0878-3940-9009. 

     Kabupaten Kulon Progo Ernawati Handayani S Sos MPA menyampaikan, berdasarkan data proyeksi penduduk DIY tahun 2016 penduduk Kulon Progo mencapai 443.003 jiwa yang 50,45% adalah perempuan. Akan tetapi berdasar indeks pembangunan manusia di Kulon Progo masih tinggi laki-laki yang diukur berdasarkan pendidikan ,pekerjaan, dan ekonomi. Sehingga isu gender ini perlu diangkat di Kabupaten Kulon Progo. Response kita terhadap isu gender yang ada di masyarakat ini adalah Bangun kesadaran diri melalui bacaan, diskusi, atau mengikuti aktivitas kesetaraan gender, stop stereotip, menandai adanya bias gender, Mendefinisi ulang status quo, menarik keluar ketika perempuan dikucilkan. 

    


 Kampanye terhadap isu gender yang ada di masyarakat ini yaitu dengan membangun Women Empowerment pada Akun Instagram. Dan upaya kita dalam menghadapi isu gender yang ada di masyarakat ini yaitu dengan peningkatan kualitas hidup kaum perempuan terutama di bidang pendidikan, kesehatan, hukum, ketenagakerjaan, sosial, politik, ekonomi, dan lingkungan hidup, peningkatan upaya perlindungan perempuan dari berbagai tindah kekerasa, eksploitasi, dan diskriminasi, termasuk preventif dan penanggulangannya

What Is Gender?

 


Gender is a term extensively used throughout our everiday lives, including schools and educations.

(istilah yang banyak digunakan sepanjang  kehidupan kita sehari-hari termasuk di sekolah dan pendidikan)

What are some different views of gender?

(apa sajakah pandangan berbeda tentang gender?)

1.    Eksploring gender views, Gender refers to the characteristics of people as males or females. Gender identity involves a sense of one’s own gender, including knowledge, understanding, and acceptance of being male or female.

(mengeksplorasi pandangan tentang gender. Gender mengacu pada karakteristik seseorang sebagai laki-laki atau perempuan. Identitas gender ini meliputi rasa gender seseorang, termasuk pengetahuan, pemahaman, dan penerimaan sebagai lk/pr.)

2.    Gender stereotyping, similarities and differences

a.     Gender stereotypes are broad categories that reflect impressions and beliefs about what behavior is apropriete for male or female.

(Stereotip gender : kategori luas yang mencerminkan kesan dan keyakinan tentang perilaku apa yang pantas utk lk/pr)

b.    Gender similarities and differences in academically relevant many aspects of student’s lives can be examined to determine how similar or different girls and boys are.

( persamaan dan perbedaan gender relevan secara akademis dalam banyak aspek kehidupan. Yang paling konsisten misalnya tentang agresi dan regulasi diri. Anak lk cenderung lebih agresif dibanding pr. Hal ini bisa disebabkan karena faktor biologis maupun lingkungan)

3.    Gender controversy. Controversy swirls about such similarities and differences. Evolutionary psycologist such as David Buss (2008) argue that gender differences are extensive and caused by the adaptive problems faced across evolutionary history.

(Kontroversi gender ini meliputi pembahasan seputar stereotip gender, persamaan dan perbedaan gender. Menurut David Buss perbedaan gender ini sangat luas dan disebabkan masalah adaptif yang dihadapi sepanjang sejarah. Misalnya yang terjadi di Indonesia pada zaman dulu ada deskriminasi gender, bahwa  perempuan hanya berkutik dalam masalah kasur, sumur dan dapur. Namun setelah adanya emansipasi wanita, kini perempuan bisa mengekspresikan diri layaknya hak yang dimiliki laki2, namun tetap dalam batasan konteks tertentu)

4.    Gender role-clasification, it was accepted that boys should grow up to be masculine and girls to be feminime.


(Klasifikasi peran gender ini diterima bahwa anak lk harus tumbuh menjadi maskulin dan anak perempuan menjadi feminim. Laki-laki cenderung berperan secara fisik sedangkan perempuan lebih ke perasaan)

5.    Gender in context

1)   Helping behavior and emotion ( membantu perilaku dan emosi)

2)   Culture ( budaya)

3)   Theacher-student interaction ( Interaksi guru dan siswa)

4)   Curiculum content and athletics content

5)   Sexual Harrasment (pelecehan sexual)

“Beauty Privilege : Good Looking or Good Attitude?”.


 

Good Looking memiliki arti berpenamoilan menarik atau enak dilihat. Di era modern saat ini good looking menjadi standar dari berbagai hal, mulai dari standar mendapatkan pekerjaan, teman, jodoh dan masih banyak lagi.

     Di zaman dahulu, good attitude atau memiliki sikap yang baik masih menjadi standar orang lain agar dapat diterima di lingkungan sekitar. Namun saat ini, good attitude tidak lagi dianggap penting oleh banyak orang, bad attitude pun akan diterima oleh masyarakat selagi masih memiliki penampilan menarik atau yang biasa disebut good looking.

     Dengan hal tersebut maka KOPRI sebagai wadah pemberdayaan perempuan di tubuh PMII melakukan kajian diskusi untuk membahas lebih penting mana antara mempunyai penampilan yang menarik atau sikap perilaku yang baik dalam kegiatan “Kajian KOPRI Chondro” dengan mengusung tema; “Beauty Privilege : Good Looking or Good Attitude? 

    Kajian ini diselenggarakan pada hari Minggu, 2 Juli 2023. Kajian ini dilaksanakan secara online via Live IG KOPRI Rayon “KAWAH” Chondrodimuko dan dibuka untuk umum yang bisa dilihat oleh siapa saja sehingga eksternal rayon bisa bergabung dalam kajian ini. Kajian ini dilakukan untuk memberi pemahaman kepada peserta terkait good attitude itu lebih penting daripada good looking. Selain itu, peserta bisa mencurahkan pendapat atau pengalamannya  ketika mengalami beauty privilege di ranah public. 

    Melalui kajian ini diharapkan peserta dapat meningkatkan sikap sopan santun yang baik. Kajian ini mengusung tema ”Beauty Privilege : Good Looking or Good Attitude” disampaikan oleh Sahabati Putri Hana Wahyu R, M.Pd dan dimoderatori oleh Sahabati Azza Rukyatul. Pada kajian ini, peserta diminta untuk menyampaikan tanggapan atau pertanyaan melalui kolom komentar live Ig kemudian moderator membacakan dan dijawab oleh pemateri. Kajian ini berlangsung dengan baik, seru dan menyenangkan bahkan antusiasme peserta luar biasa dalam kajian ini. Pesertan yang bergabung dalam live ini mencapai 50 peserta. 


“Refleksi Kartini Masa Kini: Menjadi Wanita Berdikari Pembangun Peradaban"


    RA Kartini merupakan seorang sosol perempuan dan pahlawan yang menjadi pelopor dari adanya emansipasi wanita di Indonesia. Beliau memperjuangkan derajat perempuan Indonesia agar bisa setara dengan laki-laki. Salah satunya yakni dengan pemberian akses pendidikan yang didapatkan oleh perempuan.

     Dengan bekal pendidikan bagi perempuan sama saja melakukan investasi pembangunan bangsa, karena membangun perempuan berarti membangun peradaban. Peningkatan SDM perempuan dengan dengan bekal pendidikan akan menjadikannya tangguh, mandiri, berdikari, dan bermanfaat.

     Dengan hal tersebut maka KOPRI sebagai wadah pemberdayaan perempuan di tubuh PMII melakukan kajian diskusi untuk merefleksikan diri dan mengenang jasa beliau dalam kegiatan “Kajian KOPRI Chondro” dengan mengusung tema; “Refleksi Kartini Masa Kini: Menjadi Wanita Berdikari Pembangun Peradaban

    Kajian ini diselenggarakan pada hari Kamis, 20 April 2023 dalam rangka memperingati hari Kartini. Kajian ini dilaksanakan secara online via Google Meeting dan dibuka untuk umum sehingga eksternal rayon bisa bergabung dalam kajian ini. Kajian ini dilakukan untuk refleksi Kartini masa kini dalam berperan membangun peradaban. Selain itu, kajian ini juga dilaksanakan agar peserta dapat mengambil ibrah dari perjuangan pahlawan perempuan RA Kartini dengan gerakan-gerakannya dan juga agar peserta dapat mereinterpretasikan sosok Kartini masa kini dengan menjadi seorang yang berdikari dan dapat menebar kebermanfaatan di segala sector. 

    Kajian KOPRI kali ini mengusung tema “Refleksi Kartini Masa Kini: Menjadi Wanita Berdikari Pembangun Peradaban” disampaikan oleh Sahabati Firyal Latifah, S.Pd dan dimoderatori oleh Sahabati Elfina Sabilia Rajabi. Kajian ini berlangsung dengan baik dan antusiasme peserta luar biasa dalam kajian ini meskipun kajian ini dilaksanakan ketika bulan puasa pukul 15.30 menjelang berbuka.

Pengarusutamaan Isu Gender

     Isu pengarusutamaan gender (PUG) perlu digulirkan kembali di masyarakat. Walaupun isu tersebut merupakan isu yang sudah lama namun mas...

LENTERA KOPRI